Ya. Motor Soul GT yang sebelumnya kami pakai untuk touring Jakarta – Sabang dan Jakarta – Manado kami istirahatkan. Kami pikir, untuk perjalanan Jakarta – Timor, motor Soul GT tidak terlalu aman. Lalu, tampaknya juga mulai kelelahan.

Soul GT harus diberi waktu istirahat. Kasihan kalau dipaksa jalan sampai hancur. Jejak yang ia torehkan di bumi Sumatera dan tanah Celebes, sudah lebih dari cukup. Kekuatan dan ketangguhannya tidak diragukan lagi. Banyak cerita yang sudah ia tuliskan.

Itu sudah lebih dari cukup. Sekarang waktunya buat si Soul GT untuk beristirahat. Biarkan ia mengambil napas.

Ke depan, Pasti touring jarak-jarak pendek ke depan masih menggunakannya. Ia pasti masih kami ajak untuk berkeliling. Meski tidak akan terlalu memaksa dia untuk bekerja keras seperti sebelumnya.

Ganti motor

Lantas, untuk perjalanan selanjutnya motor apa yang kami gunakan?

Sekitar bulan Februari 2021 kemarin, kami memutuskan untuk mencari motor. Tentu kami sadar bahwa kami tidak bisa membeli motor baru.

Maka pilihan jatuh ke motor seken. Kami mulai mencari informasi penjualan motor seken di sejumlah marketplace. Dan tentu saja mulai tanya-tanya tentang kondisi motor dan harga yang menurut kami cocok.

Sembari itu, kami juga berkonsultasi dengan sejumlah kawan tentang motor dan harga yang cocok. Berbagai masukan kami terima. Berbagai saran dikirim kepada kami.

Tentu saja kami harus sangat mempertimbangkan harga agar terjangkau kantong kami. Teman-teman tahu bahwa hampir semua touring motor Satutenda, masih kami biayai sendiri.

Setelah hampir tiga minggu, akhirnya kami merasa bahwa kami menemukan motor yang kami suka. Kami putuskan berjumpa dengan si pemilik, mengecek fisik motor, dan mulai negosiasi.

BACA: Touring Keliling Indonesia Bersama Soul GT: Satutenda untuk Indonesia

Semua berjalan lancar. Proses Satutenda ganti motor pun deal hari itu. Motor yang sudah kami taksir itu kami bawa pulang dengan harga Rp.7.500.000.

Tapi masih harus mengurusi pajak yang menunggak satu tahun. Dan untuk membayar tunggakan pajak, sekaligus balik nama pemilik, kami menghabiskan dana sebesar Rp.1.000.000.

Jadi, total dana yang harus kami keluarga untuk urusan pengadaan motor tersebut sebesar Rp.8.500.000.

Merk motor yang kami pilih adalah dari pabarikan HONDA yakni New Mega Pro keluaran tahun 2014. Dan untuk perjalanan Jakarta – Timor kami namai teman baru ini PARINSEJA. Nama ini kami ambil dari sebuah mitologi tentang kesetaraan gender.

The post Satutenda Ganti Motor untuk Touring Jakarta – Timor appeared first on Satutenda.com.

Ketika mempersiapkan solo touring ke Sumatera, salah satu hal dari motor Soul GT 125 yang harus saya benahi adalah ban.

Setelah saya konsultasi langsung ke bengkel resmi Yamaha, saya dianjurkan untuk mengganti ban. Katanya, bannya sudah botak dan bisa berbahaya di jalan.

BACA: Dukungan Savana Indonesia untuk Solo Touring Sulawesi

Dari masukan itulah saya mendatangi sebuah gerai ban dekat tempat tinggal saya Bintaro. Saya tak punya bayangan, ban apa yang harus saya gunakan.

Kepada si mekanik, saya bilang saya mau touring ke Sumatera. Saya butuh ban yang bagus dan aman untuk perjalanan jarak jauh.

Lantas, si mekanik menawarkan ban FDR. Tanpa pikir panjang, saya langsung menerima tawaran itu.

Ban FDR Tipe Genzi

Tipe ban FDR yang saya gunakan adalah genzi. Saya tertarik menggunakan ban ini karena motif ban tersebut sederhana, tapi enak untuk dipadukan dengan Soul GT yang saya gunakan.

Saya ambil satu paket: depan – belakang. Selain biar seragam, dengan tipe yang sama, kekuatan cengkeraman depan-belakang pun akan sama. Dengan demikian, keseimbangan tetap terjaga.

Jadilah saya menggunakan ban FDR untuk perjalanan ke Sumatera, dengan tujuan akhir Pulau Weh.

Di Medan, saya jumpa komunitas motor Musafir. Salah seorang anggotanya bertanya ban apa yang saya pakai.

Begitu tahu saya pakai ban FDR, dia bilang, pilihan tepat. “Saya sudah lama menggunakan ban FDR. Untuk jalan kering, basah, dan berbatu, cengkeramannya tetap kuat,” ujarnya.

Dan dua ban ini sangat membantu saya kala saya melintasi tanjakan dan turunan tajam di jalur yang membelah Aceh Tengah, yakni dari Takengon hingga ke Kotacane.

Lalu, saya terbantu juga saat melewati medan berbatu menuju Binahal Indah Resort di tepi Danau Toba.

Ketangguhan ban FDR tipe genzi ini setidaknya membuktikan penjelasan profil ban ini yakni dirancang dengan komponen khusus untuk memiliki daya cengkeram maksimal saat digunakan untuk harian.

Saya pakai ban motor FDR ini melahap 6.014 kilometer selama touring Sumatera. Ketika tiba kembali di Jakarta, saya masih menggunakannya untuk harian.

Ban FDR Tipe Sport XR Evo

Saat mempersiapkan touring berikut yakni ke Sulawesi, ban motor FDR tipe genzi ini masih saya pakai, baik depan maupun belakang.

Perjalanan ke Sulawesi saya mulai dari Jakarta ke Surabaya, lalu menyeberang ke Makassar. Selanjutnya, saya menjelajah Sulawesi dari sisi selatan ke tenggara, menyeberang ke Pulau Muna, Pulau Buton, kembali ke Kendari, lalu jalan lagi ke Sulawesi Tengah.

Di sana, saya naik kapal ferry untuk menyeberang dari Pagimana ke Gorontalo. Saat saya kembali ke aspal untuk perjalanan ke Manado, daya cengkeram ban belakang menurun, terutama saat menikung di jalan berpasir.

Dalam hati saya niatkan untuk mengganti ban belakang saat tiba di Manado. Tapi saya tidak langsung mengganti saat tiba. Saya masih keluyuran ke Bitung, juga ke Tomohon pakai ban ini.

Saya baru menggantinya, saat mau meninggalkan Manado untuk memulai perjalanan pulang. Dan pilihan kembali jatuh ke ban FDR, meski tipe yang tersedia berbeda.

Ban motor FDR dengan tipe Sport XR Evo terpasang di bagian belakang motor Soul GT 125 saya.

Website resmi FDR, fdrtire.com menerangkan kalau ban motor FDR tipe Sport XR Evo ini didesain dengan tampilan sporty dan punya kemampuan jelajah tinggi. Cocok untuk sport touring.

Benar. Ia memberikan rasa aman selama perjalanan pulang saya dari Manado ke Makassar, lalu lanjut dari Surabaya hingga ke Jakarta. Dan sampai sekarang, ban motor FDR Sport XR Evo tersebut masih saya gunakan untuk harian di Jakarta.

Semoga ban motor produk dalam negeri ini terus membuat pengguna roda dua dalam negeri makin nyaman dan percaya diri.

The post Pengalaman Nyata Pakai Ban Motor FDR untuk Touring Sumatera dan Sulawesi appeared first on Satutenda.com.

Namun, akhirnya apa yang tidak saya bayangkan tersebut segera terwujud. Ya, saya akan keliling Indonesia menggunakan motor. Saya ingin menjelajah nusantara dengan roda dua. Dan, motor yang saya pakai adalah motor skutik Soul GT 125.

Saya pakai motor pabrikan Yamaha ini karena memang motor inilah yang saya punya sekarang. Kata beberapa orang yang tahu rencana saya ini bertanya, “yakin mau pakai motor kecil? Bukannya lebih bagus kalau pakai motor gede?”

Ya. Kalau saya punya motor gede pasti saya pakai. Tapi, yang tersedia sekarang adalah motor Soul GT 125. Nah, daripada menunggu hingga punya motor besar, yang entah kapan atau malah tidak pernah, mengapa tidak pakai yang ada saja dulu?

Motor ini saya beli dari saudara saya, dua tahun silam. Di tangannya, motor ini ia gunakan untuk ojek online, sekitar setahun. Meski saya tidak paham-paham amat mengenai motor, tapi saya cukup nyaman saat menggunakannya. Rasanya masih sangat stabil.

Menuju akhir 2019, saya mencoba untuk touring menggunakan motor ini. Dari Jakarta, saya menuju Palutungan di kaki Gunung Ciremai, Jawa Barat. Ketika itu, saya pergi bersama adik saya sebagai boncenger.

Selama perjalanan pergi-pulang, saya merasa sangat nyaman. Tidak ada gangguan berarti setelah balik ke Jakarta.

Sebulan kemudian, saya coba lagi. Kali ini, motor Soul GT 125 ini saya ajak menjelajah lebih jauh. Bersama pasangan saya, kami menuju Gombong, Jawa Tengah. Pada perjalanan ini saya cukup memaksa. Berangkat dari Jakarta dini hari, saya tiba di Gombong dini hari berikutnya, sekitar pukul 02.00 WIB.

Sebetulnya bisa lebih awal. Hanya saja saya mampir ke beberapa tempat wisata yang searah dengan jalan utama.

BACA: Jumpa Om Stephen Langitan, Perluas Wawasan Petualangan Bermotor

Meski terkesan maksa, motor ini tetap aman. Hingga kembali lagi ke Jakarta, kondisi fisik motor tetap prima. Paling ritual bulanan wajib seperti ganti oli, kampas rem, oli mesin, dan servis ringan.

Akhir tahun 2019, jarak tempuh untuk motor yang sudah saya kendarai selama dua tahun ini, saya tambah. Kali ini ke Yogjakarta. Perjalanan ini bisa saya bilang maraton karena dilakukan hanya dalam empat hari. Dua hari berangkat, dua hari pulang. Dan seperti biasa, motor Mio Soul GT 125 tetap aman.

Kalian bisa membaca kisah touring akhir tahun tersebut di artikel berikut ini: Touring Jakarta – Jogjakarta Pakai Motor Matic Soul GT

Dari sejumlah touring ini, saya mulai simpulkan. Motor dengan daya maksimum 7.0 kW / 8000rpm ini cukup tangguh untuk ukuran motor matic. Oke juga nih kalau diajak mutarin Indonesia.

Berbekal keyakinan tersebut, saya putuskan untuk memulai touring keliling Indonesia menggunakan motor Soul GT 125 ini. Apa pun yang bakal terjadi, saya percaya motor kesayangan saya ini bisa membawa saya pergi dan menjelajah.

Touring yang saya beri tema “Satutenda untuk Indonesia” ini akan dimulai dengan menjelajah Pulau Sumatra. Awali dari Jakarta, solo riding saya ini akan berakhir di Pulau Weh, Titik O KM Sabang, kemudian balik lagi hingga Jakarta.

Setelah itu, barulah saya akan bertolak ke Sulawesi dan terus bergerak ke pulau-pulau lainnya yang ada di sisi timur Indonesia. Semoga petualangan keliling Indonesia bersama motor matic Soul GT ini senantiasa lancar dan aman sampai akhir.

Salam meliuk!

The post Touring Keliling Indonesia Bersama Soul GT: Satutenda untuk Indonesia appeared first on Satutenda.com.