Solo Touring Jakarta – Kuningan, Satutenda.com – Suatu hari, saya kepikiran untuk traveling menggunakan motor. Setelah menimbang-nimbang tempat tujuan, akhirnya saya memutuskan untuk solo touring Jakarta – Kuningan.
Saya memilih solo touring karena saya belum punya kenalan yang sudah biasa touring atau minimal anak motor. Lagi pula, seperti biasa saya touring di hari kerja. Jadi agak susah cari barengan.
Motor yang saya gunakan untuk touring ini adalah motor matic mio soul GT. Motor ini saya beli setahun yang lalu dari seorang kerabat. Usia motor kira-kira baru tahun ketiga.
Saya pernah menggunakan motor ini ke basecamp Gunung Kencana, Puncak, Jawa Barat. Mengingat medan cukup ekstrim dari pintu masuk hingga ke basecamp dan motor ini bisa melewatinya tanpa gangguan, saya pikir kondisi motor mio soul GT ini masih oke banget.
Dua hari sebelum berangkat, saya membawanya ke bengkel resmi untuk pengecekan. Setelah semua beres, bersiaplah saya untuk memulai solo touring Jakarta-Kuningan.
Start solo touring Jakarta – Kuningan
Pagi itu, tatkala Jakarta baru akan kembali gemuruh oleh kesibukan warganya, mio soul GT mulai mengaspal. Targetnya, sebelum benar-benar terang saya sudah harus melewati Jakarta, Bekasi, dan Cikarang. Dengan begitu, saya tak harus terkena macet pagi hari.
Sekitar pukul 08.00 WIB, saya dan mio soul GT berhasil melewati Cikarang. Gedung-gedung tinggi kini berganti hamparan sawah. Saya pikir, ini pagi yang bernyawa.
Sejak merantau ke Jakarta hampir 15 tahun silam, saya belum pernah bisa menikmati lagi keindahan sawah di pagi hari. Sewaktu kecil, embun sawah dan deru ombak di kejauhan saat saya melek dari tidur malam, selalu jadi bagian dari hari-hari saya. Uhhh.. menyenangkan sekali masa-masa itu.
Sepanjang Pantura yang tampak tak berujung itu, pemandangan sawah di kiri dan kanan silih berganti temani perjalanan saya. Langit cerah dan angin yang terus menerpa lantaran laju motor, membuat touring pertama saya ini terasa sangat menyenangkan.
Ya, benar. Ini baru touring pertama saya. Sebelumnya, saya belum pernah bepergian ratusan kilometer menggunakan motor. Sewaktu masih aktif bekerja, dua kali saya dapat tugas liputan di Cikarang. Seingat saya, itu perjalanan saya paling jauh menggunakan motor.
Hari ini, saya akan menambah kilomoter pada raport perjalanan terjauh saya menggunakan motor. Dan Cisantana, Kuningan adalah tujuan saya. Lebih tepatnya, di kaki gunung Ciremai.
Tahun 2017 silam, saya pernah ke daerah ini untuk mendaki gunung Ciremai. Ya, Palutungan di daerah Cisantana merupakan salah satu basecamp pendakian gunung Ciremai. Hari ini saya kembali ke sana.
BACA: Berapa Harga Tiket Penyeberangan Kapal Surabaya – Makassar?
Di daerah Pamanukan, saya singgah di sebuah pantai. Saya tidak menghafal nama pantai itu. Kebetulan saya melintas, mencium bau air laut, dan menemukan celah untuk mampir ke pesisir pantai, maka saya mampir ke situ.
Di persinggahan ini, sejauh saya lihat, semacam rest area untuk mereka yang sedang menempuh perjalanan via Pantura. Atau, tempat rekreasi masyarakat sekitar. Pasalnya, di sepanjang pantai terdapat banyak warung makan dengan rancangan tempat makan menghadap langsung ke pantai.
Ketika saya mampir ke situ, tampak sangat sepi. Saya tidak tahu persis jam operasi warung-warung ini. Yang pasti, sangat menarik kalau kalian sedang melintas di Pantura dan memilih area ini sebagai tempat rehat.
Selamat datang di Cirebon
Pukul 12.15, saya tiba di gapura “Selamat Datang di Kabupaten Cirebon”. Rasanya senang sekali bisa tiba di sini. Setelah riding selama berjam-jam, akhirnya saya tiba di sini. Dalam hati saya berharap, semoga tidak terlalu jauh lagi untuk tiba di kota Cirebon.
Di kota Cirebon saya mampir ke sebuah taman doa yang baru viral beberapa waktu terakhir. Namanya, Taman Doa Regina Rosari. Taman doa ini berada satu lokasi dengan Gereja Bunda Maria Cirebon. Saya rehat di situ sekitar dua jam, lalu melanjutkan perjalanan ke arah Kuningan.
Ketika hari semakin sore, saya kian dekat ke tempat tujuan. Gunung Ciremai berdiri tegak di depan mata, dengan puncak tampak kemerahan oleh matahari senja. Indah sekali rasanya bila nanjak ke sana lagi.
Tapi tentu saja tidak bisa saya realisasikan keinginan ini. Selain karena sudah cukup lelah oleh solo touring Jakarta – Kuningan, saya juga tidak punya persiapan sama sekali untuk nanjak.
Pukul 18.20 WIB, saya tiba di tempat akan menginap, hanya beberapa kilometer dari basecamp Palutungan. Hawa dingin khas daerah kaki gunung sangat terasa.
Pengalaman solo riding dari Jakarta hingga Cisantana ini terbilang lancar-lancar saja. Malam itu saya tak banyak beraktivitas. Sebab saya harus menghemat tenaga untuk riding esoknya lagi.
Rencananya, saya akan eksplore beberapa tempat rekreasi di kaki Palutungan dan sekitarnya, sebelum kembali ke Cirebon.
Views: 189